Saturday, March 21, 2015

Marriage Plan

Dulu sempat mau rajin ngeblog seenggaknya sebulan sekali, berhubung sayang juga kalau ada momen bagus yang engga terdokumentasikan. Tapi seiring berjalannya waktu, mood nulis pun pupus ditelan (ceritanya) kesibukan. Cailah :D

Nah sekarang, di masa-masa cuti panjang, mulai terpikirlah buat mulai ngeblog lagi untuk ngisi waktu.


Masih edisi lanjutan dari post sebelumnya, konon dulu saya punya visi soal menikah di usia 23-24 tahun. Walaupun begitu, tingkat urgensinya biasa aja, engga maksa harus terwujud. Mau menikmati hidup dengan santai, engga musti diburu-buru amat lah pokoknya.

Hingga suatu waktu, datang jugalah saat di mana si pacar ngomong "Tahun depan kita nikah yuk".

Untuk menjawab dengan "Yuk" sebetulnya mudah aja. Terlebih, checklist pertimbangannya engga banyak dan alhamdulillah udah lama dipersiapkan secara bertahap.
1. Udah yakin dengan si partner?
2. Kondisi finansial udah sama-sama sehat? (FinPlan banget yaa)
3. Bisa engga beradaptasi dengan budaya si partner maupun keluarganya?
4. Keluarga udah sama-sama setuju?
5. Kira-kira bisa engga ya sama-sama ngewujudin gambaran keluarga ideal yang diharapkan?

Sesimpel itu aja (gayaa), lalu jadilah 2 tahun kemudian saya ngepost ini sambil goleran di sofa, nemenin suami alias si mantan pacar yang lagi main Winning Eleven.

"You by the light is the greatest find
In a world full of wrong you're the thing that's right
Finally made it through the lonely to the other side"
- Terrified, Katharine McPhee


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...